Pagi itu ruang Auditorium Sekolah Tinggi Multimedia yang berkapasitas 400 orang itu terlihat penuh dengan meyisakan sedikit kursi di belakang. Para mahasiswa serta tamu lain yang datang segera merapat ke depan karna acara Workshop Penerjemahan Ide Anti Korupsi ke dalam Audio Visual pada Selasa(26/5) itu akan dimulai tepat pukul 08.30. Workshop Anti Korupsi ini menghadirkan beberapa tokoh besar seperti Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi serta sutradara Nia Dinata yang karyanya sudah banyak dikenal orang.
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk kerjasama STMM “MMTC” dengan “Kanal KPK”. Kanal KPK adalah media streaming bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam berkampanye dan mengedukasi masyarakat tentang gerakan antikorupsi. Bapak Johan Budi sendiri menyatakan bahwa dengan diadakannya workshop ini diharapkan nantinya pada mahasiswa akan menghasilkan sebuah karya anti korupsi yang kelak akan berguna, dan Kanal KPK lah yang akan menjembatani karya mereka nanti. Menurutnya tindakan anti korupsi memang bukan sekedar hanya penangkapan koruptor saja, melainkan lebih kepada para pemuda yang fokus mengkampanyekan gerakan anti korupsi. Contohnya mengemasnya dalam bentuk Audio Visual.
Tak hanya berhenti di situ. Dialog dilanjutkan oleh sutradara Nia Dinata yang akan mengasah kemampuan kita lebih lanjut akan dunia Audio Visual. Disini sutradara kawakan tersebut menekankan kepada kita agar Observer dari sebuah Kehidupan. Karna hal tersebut sangat penting untuk dimiliki oleh seorang "Film Maker". "Kalau ingin menjadi seorang pembuat film kalian juga harus bisa menjadi sperti seorang wartawan," ujarnya. Karna sifat seorang wartawan yang tidak pernah putus asa lah yang harus dimiliki khususnya oleh pembuat film dokumenter.
Dalam Workshop ini juga dikenalkan lebih lanjut mengenai Kanal KPK yang disampaikan oleh Bapak Priharsa Nugraha, kepala bagian pemberitaan dan publikasi biro humas KPK. Di sini beliau mengapresiasi para mahsiswa untuk berpartisipasi dalam rangka kampanye antokorupsi dengan mengajukan proposal produksi dokumenter TV atau radio anti korupsi pada 27 Mei 2015 hingga 7 Juni 2015, yang nantinya akan dibiayai oleh KPK untuk proses produksinya.
Hal tersebut tentunya sangat membantu melihat banyaknya anak-anak bangsa yang tersendat untuk berkarya karna banyak tersandung oleh masalah dana.
Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk kerjasama STMM “MMTC” dengan “Kanal KPK”. Kanal KPK adalah media streaming bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam berkampanye dan mengedukasi masyarakat tentang gerakan antikorupsi. Bapak Johan Budi sendiri menyatakan bahwa dengan diadakannya workshop ini diharapkan nantinya pada mahasiswa akan menghasilkan sebuah karya anti korupsi yang kelak akan berguna, dan Kanal KPK lah yang akan menjembatani karya mereka nanti. Menurutnya tindakan anti korupsi memang bukan sekedar hanya penangkapan koruptor saja, melainkan lebih kepada para pemuda yang fokus mengkampanyekan gerakan anti korupsi. Contohnya mengemasnya dalam bentuk Audio Visual.
Tak hanya berhenti di situ. Dialog dilanjutkan oleh sutradara Nia Dinata yang akan mengasah kemampuan kita lebih lanjut akan dunia Audio Visual. Disini sutradara kawakan tersebut menekankan kepada kita agar Observer dari sebuah Kehidupan. Karna hal tersebut sangat penting untuk dimiliki oleh seorang "Film Maker". "Kalau ingin menjadi seorang pembuat film kalian juga harus bisa menjadi sperti seorang wartawan," ujarnya. Karna sifat seorang wartawan yang tidak pernah putus asa lah yang harus dimiliki khususnya oleh pembuat film dokumenter.
Dalam Workshop ini juga dikenalkan lebih lanjut mengenai Kanal KPK yang disampaikan oleh Bapak Priharsa Nugraha, kepala bagian pemberitaan dan publikasi biro humas KPK. Di sini beliau mengapresiasi para mahsiswa untuk berpartisipasi dalam rangka kampanye antokorupsi dengan mengajukan proposal produksi dokumenter TV atau radio anti korupsi pada 27 Mei 2015 hingga 7 Juni 2015, yang nantinya akan dibiayai oleh KPK untuk proses produksinya.
Hal tersebut tentunya sangat membantu melihat banyaknya anak-anak bangsa yang tersendat untuk berkarya karna banyak tersandung oleh masalah dana.
Posting Komentar